1.
Pengertian Shalawat
“Shalawat”
merupakan lafadh jama’ dari kata “Shalat”. Shalawat merupakan bahasa (lughat) arab,
yang artinya adalah : “Do’a, rahmat dari Tuhan memberi berkah, dan ibadah”.
Kalau shalawat itu dilaksanakan oleh hamba kepada Allah, maka maksudnya bahwa
hamba itu menunaikan ibadat atau berdo’a (memohon kepada-Nya). Tetapi kalau
Allah bershalawat atas hambanya, maka shalawat dalam hal ini artinya adalah
bahwa Allah mencurahkan rahmat-Nya – Allah melimpahkan berkah-Nya.Dengan
demikian maka shalawat Allah kepada hamba-Nya dibagi dua, yakni : “khusus” dan
“umum”.
o
Shalawat khusus,
ialah shalawat Allah kepada Rasul-Nya, para Nabi-Nya, istimewa shalawat-Nya
kepada Nabi Muhammad saw.
o
Shalawat umum,
ialah shalawat Allah kepada hamba-Nya yang mu’min.
Setelah
itu haruslah diketahui bahwa arti perkataan “Shalawat Allah kepada Nabi
Muhammad saw.”, ialah memuji Muhammad, melahirkan keutamaan dan kemuliaannya,
serta memuliakan dan memperdekatkan Muhammad itu kepada diri-Nya.
Adapun
pengertian kita “Bershalawat atas Nabi saw.”, ialah : “Mengakui kerasulannya
serta memohon kepada Allah melahirkan keutamaan dan kemuliaannya, adalah dengan
melahirkan agama yang dibawa Muhammad di atas segala agama yang lain dan
melahirkan kemuliaannya di atas kemuliaan nabi-nabi yang lain.
Maka
pengertian shalawat malaikat kepada Nabi saw. adalah, memohon kepada Allah
supaya Allah mencurahkan perhatiannya kepada Nabi (kepada perkembangan agama),
agar meratai alam semesta yang membentang luas ini. Perintah bershalawat
termaktub dalam firman Allah dalam surat Al Ahzab : 56
إِنَّ
ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا ٥٦
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya
Dengan demikian
dapatlah disimpulkan, bahwa “Bershalawat” artinya : kalau dari Allah berarti
memberi rahmat : dari malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari
orang-orang mu’min berarti berdo’a supaya diberi rahmat seperti dengan
perkataan :
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى
مُحَمَّدٍ
Allaahumma Shalli ’alaa Muhammad.
Artinya : “Ya Allah, limpahkan
rahmat atas Nabi Muhammad saw.”
Sedangkan Salam
Artinya keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya, karena dengan
merangkaikan salam itu dengan sholawat maka kitapun mendapatkan apa yang kita
inginkan dan terhapuslah apa yang kita takutkan. Jadi dengan salam maka apa
yang kita takutkan menjadi hilang dan
bersih dari kekurangan dan dengan sholawat maka apa yang kita inginkan menjadi terpenuhi dan lebih sempurna.
Apabila diucapkan
Semoga Shalawat dan salam tetap dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW. ………………
berarti memohon kepada Allah agar nabi Muhammad SAW. diberi rahmat (kasih
sayang) dan keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya.
2. Shalawat Merupakan Rangka Iman dan Islam
Supaya benar-benar dapat mengetahui secara jelas kalau shalawat
itu merupakan suatu rangka Iman dan Islam, maka perlu perhatikan firman Allah
dan hadits-hadits Nabi.
Dalam Al-Qur’an Allah swt. berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab, ayat :
56)
Juga sabda Nabi saw. : “Bershalawatlah kamu kepadaku, karena
shalawat itu menjadi zakat (penghening jiwa pembersihan dosa) bagimu”.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih)
Dalam suatu hadits disebutkan, riwayat dari Abu Hurairah ra.
: “Saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda : “Janganlah kamu menjadikan
rumah-rumahmu sebagai kubur dan janganlah kamu menjadikan kuburku sebagai
persidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai
kepadaku dimana saja kamu berada”. (HR. An-Nasai, Abu Dawud dan Ahmad serta
dishahihkan oleh An-Nawawi).
Hadits tersebut mengemukakan dengan tegas dan jelas bahwa Nabi
menyuruh kita untuk bershalawat kepadanya, sebab shalawat yang kita baca itu
benar-benar akan sampai kepadanya dimana saja kita berada. Kecuali itu beliau
melarang kita mengosongkan rumah kediaman kita dari shalawat dan dzikir,
sebagaimana nabi mencegah kita menjadikan kuburnya sebagai tempat berpesta
fora. Sedangkan pada ayat tersebut (Q.S. Al-Ahzab : 56) mengemukakan dengan
jelas dan tegas sekali bahwa “Bershalawat” atas Nabi saw. adalah suatu rangka
dari rangkaian Iman dan Islam, yang wajib disempurnakan oleh segala kaum
Muslimin dengan penuh minat, cermat,
seksama dan sebenar-benarnya.
Maka dari itu jelaslah, bahwa shalawat adalah merupakan tugas
beragama yang merupakan ibadat. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam untuk
benar-benar melaksanakannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-ajaran
Rasullullah saw. sendiri dimana saja kita berada dan kapan saja untuk
mendawamkan (rutin) membacanya.
3. Waktu-waktu untuk
Bershalawat
a.
Sebelum berdoa:
Fadhalah bin ‘Abid berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya, tetapi tidak bersholawat untuk Nabi sallallaahu ‘alaihi wa Sallam , maka beliau bersabda: “Orang ini tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya dan kepada yang lainnya:
“Bila salah seorang di antara kalian sholat
(berdoa) maka hendaklah ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah
lalu bersholawat untuk nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang
ia inginkan.” [H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]
Dalam salah satu hadits disebutkan:
“Doa itu terhalangi,
hingga orang yang berdoa itu bersholawat
untuk nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam .” [H.R. Thabarani]
Ibnu ‘Atha berkata: “Doa
itu memiliki rukun-rukun, sayap-sayap, sebab-sebab dan waktu-waktu. Bila
bertepatan dengan rukun-rukunnya maka doa itu menjadi kuat, bila sesuai dengan
sayap-sayapnya maka ia akan terbang ke langit, bila sesuai dengan
waktu-waktunya maka ia akan beruntung dan bila bertepatan dengan sebab-sebabnya
maka ia akan berhasil.”
Adapun rukun-rukunnya
adalah menghadirkan hati, perasaan tunduk, ketenangan, kekhusyu’an, dan
ketergantungan hati kepada Allah, sayap sayapnya adalah jujur, waktu-waktunya
adalah di saat sahur dan sebab sebabnya adalah sholawat untuk nabi sallAllahu
‘alaihi wa Sallam .
b. Ketika menyebut, Mendengar dan Menulis Nama beliau:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda:
“Celakalah seseorang yang
namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]
c.
Memperbanyak sholawat untuknya pada hari Jum’at:
Dari ‘Aus bin ‘Aus berkata: “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya di antara
hari-hari yang paling afdhal adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah sholawat
untukku pada hari itu, karena sholawat kalian akan sampai kepadaku......” [H. R. Abu Daud, Ahmad dan Hakim]
d.
Sholawat untuk nabi ketika menulis surat dan apa yang ditulis
setelah Basmalah:
Al-Qodhi ‘Iyadh berkata: “Inilah
saat-saat yang tepat untuk bersholawat yang telah banyak dilakukan oleh umat
ini tanpa ada yang menentang dan mengingkarinya. Dan tidak pula pada
periode-periode awal. Lalu terjadi penambahan pada masa pemerintahan Bani
Hasyim -Daulah ‘Abbasiah- lalu diamalkan oleh umat manusia di seluruh dunia.” Dan
di antara mereka ada pula yang mengakhiri bukunya dengan sholawat.
e.
Ketika masuk dan keluar mesjid:
Dari Fatimah -Radhiyallahu
‘Anha- berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Bila anda masuk mesjid, maka ucapkanlah:
”Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya
Allah sholawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah kami dan
mudahkanlah bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu.” “Dan bila keluar dari mesjid maka
ucapkanlah itu, tapi (pada penggalan akhir)diganti dengan: “Dan permudahlah
bagi kami pintu-pintu karunia-Mu.” [H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]
4.
Bacaan-bacaan Shalawat
Cukup
banyak bacaan-bacaan shalawat dengan
kalimat yang pendek atau kalimat yang panjang, dengan berbagai macam kata-kata
yang berbeda, dan mirip seperti syair-syair. Berikut ini adalah bacaan-bacaan
shalawat :
صَلّى اللَّهُ عَلى
مُحَمَّدٍ
Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَليَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَليَ أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya .
اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلاَةً
كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي
تَنْحَلُّ بِهِ اْلعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ اْلكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ
اْلحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى
اْلغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىَ أَلِهِ وَ صَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ
وَنَفَسٍ بِعَدَدِكُلِّ مَعْلُوْمٍ لَّكَ
“Ya Allah, limpahkanlah
pujian yang sempurna dan juga keselamatan sepenuhnya, Kepada pemimpin kami
Muhammad, Yang dengan sebab beliau ikatan-ikatan (di dalam hati) menjadi
terurai, Berkat beliau berbagai kesulitan menjadi lenyap, Berbagai kebutuhan
menjadi terpenuhi, Dan dengan sebab pertolongan beliau pula segala harapan
tercapai, Begitu pula akhir hidup yang baik didapatkan, Berbagai gundah gulana
akan dimintakan pertolongan dan jalan keluar dengan perantara wajahnya yang
mulia, Semoga keselamatan juga tercurah kepada keluarganya, dan semua sahabatnya
sebanyak orang yang Engkau ketahui jumlahnya.”
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَليَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلأَهْوَالِ وَ
اْلآفَاتِ وَ تَقْضِى لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ
جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَ تَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلىَ الدَّرَجَاتِ وَ
تُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى اْلغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ اْلخَيْرَاتِ فِي
اْلحَيَاةِ وَ بَعْدَ اْلمَمَاتِ
Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita
Nabi Muhammad saw dan keluarganya. Semoga dengan itu Engkau selamatkan kami
dari segala macam bencana dan musibah, Engkau tunaikan segala hajat kami,
Engkau hindarkan kami dari segala kejahatan, Engkau tingkatkan derajat kami,
dan Engkau sampaikan tujuan kami baik dalam hidup kami atau sesudah mati kami”.
Banyak
sekali bacaan-bacaan shalawat yang biasanya dibaca oleh kaum muslimin, mulai
shalawat pendek sampai shalawat-shalawat panjang yang terkumpul dalam
susunan-susunan tertentu seperti Maulid Diba`I, Maulid Al Habsyi, Maulid
Barzanji dll. Bacaan-bacaan shalawat dan pujian untuk Rasulullah S.aw tersusun
dalam satu paket dengan riwayat atau rowi yang menjelaskan tentang sejarah
Rasul.