Saturday 12 May 2018

ISTIGHATSAH ATAU BERWASILAH ?


1.      Pengertian Istighatsah
Istighatsah artinya meminta pertolongan kepada Allah untuk mencapai kemenangan dalam menghadapi musuh. Pada saat ini seringkali istighatsah dijadikan ikhtiar bathiniah memohon kepada Allah dalam rangka terkabulnya sebuah hajat atau keinginan. Istighatsah bisa dijadikan media untuk terhindar dari kegagalan, kekalahan, ketidaksuksesan dll karena merupakan musuh yang harus dikalahkan dan tentunya atas ridla dan dikabulkan oleh Allah.
Sayyidina Umar bin Khattab ra. meriwayatkan, pada saat perang badar, perang yang pertama kali dilakukan oleh kaum muslimin melawan orang-orang kafir. Nabi melihat jumlah sahabat saat itu 313 orang, sementara jumlah orang-orang kafir adalah 1000 orang lebih. Maka beliau menghadap kiblat dengan memakai surban di pundaknya seraya berdoa : “Ya Allah tepatilah janji-Mu kepadaku ! Ya Allah apabila sekelompok golongan Islam ini hancur, maka tidak akan ada lagi yang akan menyembah kepada-Mu selamanya”.
Melihat apa yang dilakukan oleh Rasulullah tersebut maka para sahabat yang ada dibelakangnya mengamini doanya. Nabi melanjutkan istighatsah dan berdoa seperti itu berulang kali, sehingga surban yang diletakkan di pundaknya jatuh. Dan oleh Abu Bakar r.a., surban tersebut diambil dan diletakkan kembali ke pundak Rasulullah, seraya berkata : Ya Nabiyallah cukuplah doa-doamu kepada Tuhanmu. Dia pasti akan menepati janji-Nya kepadamu”.
Setelah Nabi Istighatsah dan berdoa kepada Allah dalam waktu yang sangat kritis ini, Allah menurunkan malaikat jibril untuk memberitahukan Rasulullah bahwa Allah akan mengirimkan bala bantuan pasukan Ghaib untuk membantu perjuangan kaum muslimin dalam perang badar yaitu malaikat yang jumlahnya seribu berturut-turut. Inilah berkah istighatsah pada masa perang.

2.      Dalil-dalil Istighatsah
Pada saat malaikat Jibril turun setelah rasulullah beristighatsah dan berdoa, ia memberitahukan kepada Rasulullah tentang bala bantuan malaikat tersebut dalam sebuah firman Allah di surat Al Anfal : 9

إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلۡفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُرۡدِفِينَ ٩

“Ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu : "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut".

Ayat tersebut dijadikan dalil istighatsah yang diterapkan saat ini oleh para ulama`, dan juga dilengkapi dengan ayat-ayat lain yang berhubungan dengan bantuan Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah :
ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (Q.S. Al Mu`min: 60)

Ayat tersebut menyatakan bahwa doa yang dipanjatkan pasti akan terkabul

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا لَقِيتُمۡ فِئَةٗ فَٱثۡبُتُواْ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٤٥
Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguhhatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (Q.S. Al Anfal :45)

Ayat di atas adalah seruan bagi orang yang beriman untuk memperbanyak zikir dan berdoa pada saat menghadapi permasalahan untuk mendapatkan jalan keluar yang baik.

Untuk mendekatkan diri kepada Allah, di dalam istighatsah sebaiknya dibaca ayat-ayat Al Quran, istighfar, shalawat, tahmid dan sebagainya. Bacaan-bacaan tersebut dijadikan media dzikir dan wasilah untuk memohon  kepada Allah. Dan setelah Istighatsah selesai dibaca maka ditutup dengan doa khususnya untuk hajat yang kita inginkan bisa terkabul.


3.     Bacaan Istighatsah
Berikut ini adalah bacaan yang sudah sering diamalkan di masyarakat untuk istighatsah dalam rangka mencapai kesuksesan atau keadaan genting mendesak dan membutuhkan jalan yang terbaik. Bacaan-bacaan ini dijadikan sebagai  wasilah untuk memohon pertolongan kepada Allah. Oleh karena itu, sebagaian ulama menyebutkan bahwa Istighatsah tidak jauh beda dengan Tawassul.
Menurut K.H. Sholeh Qosim Sepanjang (Kyai Khash Nahdlatul Ulama), bacaan istighatsah ini adalah amalan K.H. Romli Tamim Peterongan Jombang yang pernah diamalkan berjamaah oleh warga Nahdliyyin, para ulama besar, dan kyai-kyai Nahdlatul Ulama di gelora Tambak Sari Surabaya tahun 1996. Setelah itu, Bacaan istighatsah ini  menyebar di masyarakat  seantero nusantara.

§      أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَـمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالمَيْنَ اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ
§      أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ
§      لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ
§      اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَليَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَليَ أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
§      يَا أَللهُ يَا قَدِيْمُ
§      يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ
§      يَا مُبْدِئُ يَا خَالِقُ
§      يَا حَفِيْظُ يَا نَصِيْرُ يَا وَكِيْلُ يَا أَللهُ
§      يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
§      يَا لَطِيْفُ
§      أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
§      اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَليَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِىْ أَدْرِكْنِى يَارَسُوْلَ اللهِ
§      اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ اْلعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ اْلكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ اْلحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى اْلغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىَ أَلِهِ وَ صَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِكُلِّ مَعْلُوْمٍ لَّكَ
§      اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَليَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلأَهْوَالِ وَ اْلآفَاتِ وَ تَقْضِى لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَ تَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلىَ الدَّرَجَاتِ وَ تُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى اْلغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ اْلخَيْرَاتِ فِي اْلحَيَاةِ وَ بَعْدَ اْلمَمَاتِ
§      يَا بَدِيْعُ
§      سورة يٰس
§      اَللهُ أَكْبَرُ يَارَبَّنَا وَ إِلَهَنَا وَ سَيِّدَنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلىَ اْلقَوْمِ اْلكَافِرِيْنَ
§      حَصَّنْتُكُمْ بِاْلحَيِّ اْلقَيُّوْمِ الَّذِى لاَ يَمُوْتُ أَبَدًا وَ دَفَعْتُ عَنْكُمُ السُّوْءَ بِأَلْفِ أَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ
§      اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا وَ هَدَانَا عَلىَ دِيْنِ اْلإِسْلاَمِ
§      بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لاَيَسُوْقُ اْلخَيْرَ إِلاَّ اللهُ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لاَ يَصْرِفُ السُّوْءَ إِلاَّ اللهُ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ مَاكَانَ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ الله بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ
§      سَأَلْتُكَ يَا غَفَّارُ عَفْوًا وَتَوْبَةً وَ بِاْلقَهْرِ يَا قَهَّارُ خُذْ مَنْ تَحَيَّلاً
§      يَا جَبَّارُ يَا قَهَّارُ يَا ذَا اْلبَطْشِ الشَّدِيْدِ خُذْ حَقَّنَا وَحَقَّ اْلمُسْلِمِيْنَ مِمَّنْ ظَلَمَنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَتَعَدَّى عَلَيْنَا وَعَلىَ اْلمُسْلِمِيْنَ
§      أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَـمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالمَيْنَ اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ
§      التهليل   (لَااِلٰهَ اِلاَّ اللهُ)
      Demikianlah salah satu rangkaian bacaan yang diamalkan sebagian umat islam di Indonesia khususnya warga nahdliyyin. Selain itu masih banyak bacaan-bacaan yang diamalkan oleh umat islam sebagai wasilah mohon pertolongan kepada Allah Swt. atau memohon agar Allah Swt. mengabulkan hajat, seperti wirid ratibul haddad, hizib, sholawat, manaqib dsb. Definisi yang tepat istighotsah pada zaman sekarang adalah berdoa kepada Allah agar mendapat pertolongan dariNya untuk terkabulnya hajat melalui perantara atau wasilah.
      Tentunya Wasilah yang digunakan untuk Istighotsah berdasarkan amaliyah yang pernah dilakukan para ulama salafussalih yang sudah banyak berijtihad dan tentunya mengikuti jejak Rasulullah Saw. dan para sahabatnya. Sehingga tetap sesuai dengan al Quran dan hadits.  Semua bacaan sebagaimana dicontohkan di atas adalah wasilah, namun perlu diketahui bahwa wasilah istighotsah bukan hanya Qauliyah namun juga amaliyah seperti menghadap Kiblat dan memakai surban sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. saat beristighotsah.



UNGGULAN

6 LANGKAH UNTUK MEMBENTUK NILAI-NILAI ISLAM YANG CINTA DAMAI DI NUSANTARA

Bukanlah suatu problematika apabila umat islam menerapkan beberapa madzhab fiqh di Indonesia. Bukanlah masalah jika umat Islam menghadapi K...