Thursday 31 March 2016

SHALAWAT DAN KEUTAMAANNYA



1.     Pengertian Shalawat
“Shalawat” merupakan lafadh jama’ dari kata “Shalat”. Shalawat merupakan bahasa (lughat) arab, yang artinya adalah : “Do’a, rahmat dari Tuhan memberi berkah, dan ibadah”. Kalau shalawat itu dilaksanakan oleh hamba kepada Allah, maka maksudnya bahwa hamba itu menunaikan ibadat atau berdo’a (memohon kepada-Nya). Tetapi kalau Allah bershalawat atas hambanya, maka shalawat dalam hal ini artinya adalah bahwa Allah mencurahkan rahmat-Nya – Allah melimpahkan berkah-Nya.Dengan demikian maka shalawat Allah kepada hamba-Nya dibagi dua, yakni : “khusus” dan “umum”.
o Shalawat khusus, ialah shalawat Allah kepada Rasul-Nya, para Nabi-Nya, istimewa shalawat-Nya kepada Nabi Muhammad saw.
o Shalawat umum, ialah shalawat Allah kepada hamba-Nya yang mu’min.
Setelah itu haruslah diketahui bahwa arti perkataan “Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad saw.”, ialah memuji Muhammad, melahirkan keutamaan dan kemuliaannya, serta memuliakan dan memperdekatkan Muhammad itu kepada diri-Nya.
Adapun pengertian kita “Bershalawat atas Nabi saw.”, ialah : “Mengakui kerasulannya serta memohon kepada Allah melahirkan keutamaan dan kemuliaannya, adalah dengan melahirkan agama yang dibawa Muhammad di atas segala agama yang lain dan melahirkan kemuliaannya di atas kemuliaan nabi-nabi yang lain.
Maka pengertian shalawat malaikat kepada Nabi saw. adalah, memohon kepada Allah supaya Allah mencurahkan perhatiannya kepada Nabi (kepada perkembangan agama), agar meratai alam semesta yang membentang luas ini. Perintah bershalawat termaktub dalam firman Allah dalam surat Al Ahzab : 56

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا ٥٦
Sesungguhnya   Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat  untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam  penghormatan kepadanya

Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa “Bershalawat” artinya : kalau dari Allah berarti memberi rahmat : dari malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mu’min berarti berdo’a supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan :
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ
Allaahumma Shalli ’alaa Muhammad.

Artinya : “Ya Allah, limpahkan rahmat atas Nabi Muhammad saw.”

Sedangkan Salam Artinya keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya, karena dengan merangkaikan salam itu dengan sholawat maka kitapun mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhapuslah apa yang kita takutkan. Jadi dengan salam maka apa yang kita takutkan menjadi hilang dan  bersih dari kekurangan dan dengan sholawat maka apa yang kita inginkan  menjadi terpenuhi dan lebih sempurna.
Apabila diucapkan Semoga Shalawat dan salam tetap dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW. ……………… berarti memohon kepada Allah agar nabi Muhammad SAW. diberi rahmat (kasih sayang) dan keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya.

2.      Shalawat Merupakan Rangka Iman dan Islam

Supaya benar-benar dapat mengetahui secara jelas kalau shalawat itu merupakan suatu rangka Iman dan Islam, maka perlu perhatikan firman Allah dan hadits-hadits Nabi.

Dalam Al-Qur’an Allah swt. berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab, ayat : 56)

Juga sabda Nabi saw. : “Bershalawatlah kamu kepadaku, karena shalawat itu menjadi zakat (penghening jiwa pembersihan dosa) bagimu”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih)

Dalam suatu hadits disebutkan, riwayat dari Abu Hurairah ra. : “Saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda : “Janganlah kamu menjadikan rumah-rumahmu sebagai kubur dan janganlah kamu menjadikan kuburku sebagai persidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai kepadaku dimana saja kamu berada”. (HR. An-Nasai, Abu Dawud dan Ahmad serta dishahihkan oleh An-Nawawi).

Hadits tersebut mengemukakan dengan tegas dan jelas bahwa Nabi menyuruh kita untuk bershalawat kepadanya, sebab shalawat yang kita baca itu benar-benar akan sampai kepadanya dimana saja kita berada. Kecuali itu beliau melarang kita mengosongkan rumah kediaman kita dari shalawat dan dzikir, sebagaimana nabi mencegah kita menjadikan kuburnya sebagai tempat berpesta fora. Sedangkan pada ayat tersebut (Q.S. Al-Ahzab : 56) mengemukakan dengan jelas dan tegas sekali bahwa “Bershalawat” atas Nabi saw. adalah suatu rangka dari rangkaian Iman dan Islam, yang wajib disempurnakan oleh segala kaum Muslimin dengan penuh minat, cermat,  seksama dan sebenar-benarnya.
Maka dari itu jelaslah, bahwa shalawat adalah merupakan tugas beragama yang merupakan ibadat. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam untuk benar-benar melaksanakannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-ajaran Rasullullah saw. sendiri dimana saja kita berada dan kapan saja untuk mendawamkan (rutin) membacanya.
3.     Waktu-waktu untuk Bershalawat
a.      Sebelum berdoa:

Fadhalah bin ‘Abid berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam  mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya, tetapi tidak bersholawat untuk Nabi sallallaahu ‘alaihi wa Sallam , maka beliau bersabda: “Orang ini tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya dan kepada yang lainnya:

 “Bila salah seorang di antara kalian sholat (berdoa) maka hendaklah ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu bersholawat untuk nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang ia inginkan.” [H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]
Dalam salah satu hadits disebutkan:
“Doa itu terhalangi, hingga orang yang berdoa itu bersholawat  untuk nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam .” [H.R. Thabarani]
Ibnu ‘Atha berkata: “Doa itu memiliki rukun-rukun, sayap-sayap, sebab-sebab dan waktu-waktu. Bila bertepatan dengan rukun-rukunnya maka doa itu menjadi kuat, bila sesuai dengan sayap-sayapnya maka ia akan terbang ke langit, bila sesuai dengan waktu-waktunya maka ia akan beruntung dan bila bertepatan dengan sebab-sebabnya maka ia akan berhasil.”

Adapun rukun-rukunnya adalah menghadirkan hati, perasaan tunduk, ketenangan, kekhusyu’an, dan ketergantungan hati kepada Allah, sayap sayapnya adalah jujur, waktu-waktunya adalah di saat sahur dan sebab sebabnya adalah sholawat untuk nabi sallAllahu ‘alaihi wa Sallam .

b.   Ketika menyebut, Mendengar dan Menulis Nama beliau:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam  bersabda:
 
“Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]

c.      Memperbanyak sholawat untuknya pada hari Jum’at:
Dari ‘Aus bin ‘Aus berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam  bersabda:
“Sesungguhnya di antara hari-hari yang paling afdhal adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena sholawat kalian akan sampai kepadaku......” [H. R. Abu Daud, Ahmad dan Hakim]

d.     Sholawat untuk nabi ketika menulis surat dan apa yang ditulis setelah Basmalah:
Al-Qodhi ‘Iyadh berkata: “Inilah saat-saat yang tepat untuk bersholawat yang telah banyak dilakukan oleh umat ini tanpa ada yang menentang dan mengingkarinya. Dan tidak pula pada periode-periode awal. Lalu terjadi penambahan pada masa pemerintahan Bani Hasyim -Daulah ‘Abbasiah- lalu diamalkan oleh umat manusia di seluruh dunia.” Dan di antara mereka ada pula yang mengakhiri bukunya dengan sholawat.

e.      Ketika masuk dan keluar mesjid:
Dari Fatimah -Radhiyallahu ‘Anha- berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bila anda masuk mesjid, maka ucapkanlah:
”Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah sholawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah kami dan mudahkanlah bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu.” “Dan bila keluar dari mesjid maka ucapkanlah itu, tapi (pada penggalan akhir)diganti dengan: “Dan permudahlah bagi kami pintu-pintu karunia-Mu.” [H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]
4.     Bacaan-bacaan  Shalawat
Cukup banyak bacaan-bacaan  shalawat dengan kalimat yang pendek atau kalimat yang panjang, dengan berbagai macam kata-kata yang berbeda, dan mirip seperti syair-syair. Berikut ini adalah bacaan-bacaan shalawat :

صَلّى اللَّهُ عَلى مُحَمَّدٍ 
Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَليَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَليَ أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya .

اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ اْلعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ اْلكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ اْلحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى اْلغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىَ أَلِهِ وَ صَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِكُلِّ مَعْلُوْمٍ لَّكَ
“Ya Allah, limpahkanlah pujian yang sempurna dan juga keselamatan sepenuhnya, Kepada pemimpin kami Muhammad, Yang dengan sebab beliau ikatan-ikatan (di dalam hati) menjadi terurai, Berkat beliau berbagai kesulitan menjadi lenyap, Berbagai kebutuhan menjadi terpenuhi, Dan dengan sebab pertolongan beliau pula segala harapan tercapai, Begitu pula akhir hidup yang baik didapatkan, Berbagai gundah gulana akan dimintakan pertolongan dan jalan keluar dengan perantara wajahnya yang mulia, Semoga keselamatan juga tercurah kepada keluarganya, dan semua sahabatnya sebanyak orang yang Engkau ketahui jumlahnya.”
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَليَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلأَهْوَالِ وَ اْلآفَاتِ وَ تَقْضِى لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَ تَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلىَ الدَّرَجَاتِ وَ تُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى اْلغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ اْلخَيْرَاتِ فِي اْلحَيَاةِ وَ بَعْدَ اْلمَمَاتِ
Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw dan keluarganya. Semoga dengan itu Engkau selamatkan kami dari segala macam bencana dan musibah, Engkau tunaikan segala hajat kami, Engkau hindarkan kami dari segala kejahatan, Engkau tingkatkan derajat kami, dan Engkau sampaikan tujuan kami baik dalam hidup kami atau sesudah mati kami”.
Banyak sekali bacaan-bacaan shalawat yang biasanya dibaca oleh kaum muslimin, mulai shalawat pendek sampai shalawat-shalawat panjang yang terkumpul dalam susunan-susunan tertentu seperti Maulid Diba`I, Maulid Al Habsyi, Maulid Barzanji dll. Bacaan-bacaan shalawat dan pujian untuk Rasulullah S.aw tersusun dalam satu paket dengan riwayat atau rowi yang menjelaskan tentang sejarah Rasul.

UNGGULAN

6 LANGKAH UNTUK MEMBENTUK NILAI-NILAI ISLAM YANG CINTA DAMAI DI NUSANTARA

Bukanlah suatu problematika apabila umat islam menerapkan beberapa madzhab fiqh di Indonesia. Bukanlah masalah jika umat Islam menghadapi K...