1.
Pengertian Shalat Tarawih
Shalat Tarawih
(kadang-kadang
disebut tarawih atau taraweh) adalah salat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai
"waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan salat sunnat ini
adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara
berjama'ah di masjid. Fakta menarik tentang salat ini ialah bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa Sallam hanya pernah melakukannya secara berjama'ah dalam 3 kali kesempatan.
Sahabat
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW shalat Tarawih di bulan Ramadhan
sendirian sebanyak 20 Rakaat ditambah Witir. (HR Baihaqi dan
Thabrani).
Ibnu
Hajar menyatakan bahwa Rasulullah shalat bersama kaum muslimin sebanyak 20
rakaat di malam Ramadhan. Ketiga tiba di malam ketiga, orang-orang berkumpul,
namun rasulullah tidak keluar. Kemudian paginya beliau bersabda :
خَشِيْتُ أَنْ تَفَرَّضَ عَلَيْكُمْ فَلَا تُطِيْقُونَهَا
“Aku takut
kalau-kalau tarawih diwajibkan atas kalian, kalian tidak akan mampu
melaksanakannya.”
Disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut
hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat muslim. Rasulullah pun tidak
menentukan jumlah rakaat shalat tarawih.
Terdapat beberapa praktik
tentang jumlah raka'at dan jumlah salam pada salat tarawih, diyakini pada
masa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa Sallam jumlah raka'atnya adalah 8 raka'at dengan dilanjutkan 3
raka'at witir. Dan pada zaman khalifah Umar menjadi 20 raka'at dilanjutkan
dengan 3 raka'at witir. Perbedaan pendapat menyikapi boleh tidaknya jumlah raka'at yang
mencapai bilangan 20 itu adalah pembicaraan klasik yang bahkan bertahan
hingga saat ini. Sedangkan mengenai jumlah salam praktik umum adalah salam tiap
dua raka'at Sehingga bila akan menunaikan tarawih dalam 8 raka'at maka
formasinya adalah salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, dan ditutup
dengan witir tiga raka'at
2. Perbedaan Jumlah Rakaat Shalat Tarawih
Untuk jumlah rakaat dalam shalat
tarawih adalah 11 rakaat berdasarkan:
Hadits yang
diriwayatkan dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, beliau bertanya pada ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha tentang sifat shalat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
pada bulan Ramadhan, beliau menjawab :
مَا كَانَ يَزِيْدُ
فِيْ رَمَضَانَ وَلاَ فِيْ غَيْرِهِ عَلٰى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً …
“Tidaklah (Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam) melebihkan (jumlah rakaat) pada bulan Ramadhan dan tidak pula
pada selain bulan Ramadhan dari 11 rakaat.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari)
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dalam hadits di atas mengisahkan
tentang jumlah rakaat shalat malam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang
telah beliau saksikan sendiri yaitu 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan atau
bulan lainnya. “Beliaulah yang paling mengetahui tentang keadaan Nabi
shallallahu alaihi wasallam di malam hari dari lainnya.”
Jika kita telaah hadits di atas, tidak
disebutkan shalat apa yang dilakukan oleh Rasulullah. Sedangkan yang kita
ketahui shalat di malam hari bulan ramadhan bukan hanya shalat terawih saja
tetapi hajat, tahajud, witir. Di hadits tersebut dikatakan “selain bulan
Ramadhan”. Berarti bukan shalat tarawih. Sehingga jumlah 11 rakaat untuk shalat
tarawih berdasarkan hadits di atas tidak valid. Tetapi tidak ada larangan
mengerjakan shalat tarawih 11 rakaat.
Bagi para ulama pendukung shalat
Tarawih 20 raka’at+witir 3= 23, apa yang disebutkan oleh Aisyah bukanlah jumlah
raka’at shalat Tarawih melainkan shalat malam (qiyamullail)
yang dilakukan di dalam rumah beliau sendiri. Apalagi dalam riwayat yang lain,
hadits itu secara tegas menyebutkan bahwa itu adalah jumlah raka’at shalat
malam Nabi SAW., baik di dalam bulan Ramadhan dan juga di luar bulan Ramadhan.
Ijtihad Umar bin Khaththab RA
tidak mungkin mengada-ada tanpa ada dasar pijakan pendapat dari Rasulullah saw,
karena para sahabat semuanya sepakat dan mengerjakan 20 raka’at.
Di
samping itu, Rasulullah menegaskan bahwa Posisi Sahabat Nabi SAW sangat agung
yang harus diikuti oleh umat Islam sebagaimana dalam Hadits Nabi SAW:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ, وَسُنَّةِ
الخُلَفَآءِ الرَّاشِدِيْنَ مِنْ بَعْدِيْ
"Maka hendaklah kamu
berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah al-Khulafa' al-Rasyidun sesudah aku ".
(Musnad Ahmad bin Hanbal).
Ulama
Syafi’iyah, di antaranya Imam Zainuddin bin Abdul ‘Aziz al Malibari dalam kitab Fathul Mu’in menyimpulkan bahwa shalat Tarawih
hukumnya sunnah yang jumlahnya 20 raka’at:
وَصَلاَةُ
التَّرَاوِيْحِ سنة مُؤَكَّدَةٌ وَهِيَ عِشْرُوْنَ رَكْعَةً بِعَشْرِ
تَسْلِيْماَتٍ فِيْ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ لِخَبَرٍ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ
إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
وَيَجِبُ التَّسْلِيْمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ ..................
“Shalat
Tarawih hukumnya sunnah, 20- raka’at dan 10 salam pada setiap malam di bulan
Ramadlan. Karena ada hadits: Barangsiapa Melaksanakan (shalat Tarawih) di malam
Ramadlan dengan iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang terdahullu
diampuni. Setiap dua raka’at harus salam ……..……”.
Pada kesimpulannya, bahwa pendapat yang unggul tentang jumlah
raka’at shalat tarawih adalah 20 raka’at + raka’at witir jumlahnya 23 raka’at.
Akan tetapi jika ada yang melaksanakan shalat tarawih 8 raka’at + 3 withir
jumlahnya 11 raka’at tidak berarti menyalahi Islam.
3. Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir
Pelaksanaan shalat
tarawih dilaksanakan sesudah shalat isya` di bulan ramadhan. Sedangkan witir
bisa dilakukan di bulan ramadhan atau di luar bulan ramadhan. Untuk shalat
tarawih yang 20 rakaat ataupun 8 rakaat dilakukan 2 kali rakaat 1 salam.
Sehingga untuk 20 rakaat berarti 10 kali salam dan 8 rakaat 4 kali salam. Untuk
shalat witir 3 rakaat dilakukan 2 kali salam, berarti 2 rakaat 1 salam dan 1
rakaat 1 salam.
Pelaksanaan Shalat
tarawih dan witir sudah waktunya untuk tidak perlu diperdebatkan lagi karena
ini adalah permasalahan khilafiyah perbedaan pendapat di kalangan ulama yang
sama-sama memiliki dasar hukum yang dianggap kuat. Wallaahu A`lam !.